Minggu, 19 Februari 2012

Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam

Oleh: Deffri Annanda

                Berbicara kepemimpinan atau pemimpin adalah hal yang sangat menarik. Mayoritas agama di negeri ini adalah muslim, begitupun pemimpinnya mulai dari presiden hingga kepala desa. Namun apakah kepemimpinan mereka telah mencerminkan kepemimpinan yang diinginkan oleh islam? Dan mampu membawa kemaslahatan dan perbaikan umat, perlu kita telaah dan renungkan. Benarkah pemimpin-pemimpin kita adalah pemimpin yang amanah dan jujur,  mendengar rintihan rakyatnya, mendahulukan kepentingan rakyat dibandingkan golongannya, kroninya, dan pribadi.  Anda  pasti bisa menjawabnya!.
Rasulullah SAW sendiri  telah mencontohkan kepada kita tentang kepemimpinan yang ideal menurut islam. Beliau memiliki sifat jujur hingga saat masih muda pun diberi gelar Al ‘Amin,  berakhlak mulia. Beliau selalu mendengar keluhan rakyat. Sederhana, hingga beliau tidur pun diatas bantal kulit yang diisi sabut kurma.  Beliau tidak hidup seperti raja-raja yang glamour dan mewah. Namun dalam waktu singkat ia mampu membawa agama islam tersebar dijazirah arab dan mendirikan Negara islam yang disegani oleh Romawi dan Persia. Bahkan menjadi tokoh no 1 yang paling berpengaruh dalam peradaban umat manusia menurut Michael Heart dalam bukunya.
Tak jauh berbeda Ketika dimasa khalifah ‘Umar pun, beliau menjadi pemimpin yang mampu membuat rakyat sejahtera. Alkisah bagaimana ia memanggul sendiri bahan-bahan makanan untuk sebuah keluarga yang tak memiliki makanan. Beliau merasa amat bersalah karena ada rakyatnya yang kelaparan.
Bagi islam kepemimpinan adalah amanah yang tidaklah main-main karena kelak akan dipertanggung jawabkan diakhirat. Hadist Rasulullah
“Kalian adalah pemimpin dan setiap  kalian akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya….”
Islam sangatlah serius memperhatikan hal kepemimpinan. Bahkan ketika tiga orang berjalan menuju sebuah tempat dianjurkan memilih pemimpin diantara mereka. Islam menginginkan pemimpin yang  berintregritas tinggi. Sejarah telah membuktikan bahwa islam berkembang pesat karena pemimpin-pemimpinnya yang memiliki pemahaman yang baik dalam hal akhlak, ibadah,  muamalah  dan menghayati islam secara komprenhensif.
 Seorang pemimpin pada hakikatnya mengemban amanah Allah swt dan harus menempatkan diri sebagai uswatun hasanah. Amanah tersebut mengandung kosekuensi mengelola dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan harapan pemiliknya (Allah swt). Mensejahterakan umat, menjaganya dan melidunginya. Bukan sebaliknya!.
Menurut  konsep Al Qur’an sekurang-kurangnya ada lima hal syarat kepemimpinan yang harus dikembangkan, yaitu: Beriman  dan bertakwa (Q.S Al-A’raf:96), Berimu pengetahuan (Q.S Al-Mujadilah:11), mempunyai kemampuan menyusun perencanaan dan evaluasi (Q.S Al-Baqarah 147 , dan Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab moral, serta mau menerima kritik (Q. S Ash-Shaff:2-3).
Kesemua poin-poin dan contoh kepemimpinan yang telah diberikan oleh Al-Qur’an, dan diaplikasikan  Rasullulah serta  Sahabat sudah selayaknya digunakan oleh pemimpin-pemimpin negeri ini, agar menjadi pedoman bagi mereka untuk membawa umat ini menuju Islah(perbaikan) diberbagai bidang. Namun, bila pemimpin negeri ini hanya mementingkan perut sendiri dan tidak peduli maka tunggulah kehancurannya sebagai realisasi dari sunnatullah ketika telah terjadi banyak penyimpangan.
Urusan umat ini tidak akan menjadi lebih baik kecuali meneladani dan mencontoh para pendahulu awal-Rasulullah dan para sahabat –pada masa-masa kejayaan islam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar